Home » » Definisi Persalinan Adalah.............?

Definisi Persalinan Adalah.............?

| 8:13 AM

TINJAUAN TEORI PERSALIAN

Persalinan secara umum

2.1 Persalinan Lama
2.2.1 Definisi

Persalinan yang berlangsung lebih lama dari 24 jam digolongkan sebagai persalinan lama. Namun demikian, kemajuan persalinan tidak terjadi selama periode memedai selama periode itu, situasi tersebut harus segera dinilai. Permasalahannya harus dikenali dan diatasi sebelum batas waktu 24 jam tercapai. Sebagian besar partus lama menunjukan pemanjangan kala satu. Adapun penyebabnya, cervik gagal membuka penuh dalam jangka waktu yang layak (Hakimi, 2010).
Persalinan lama disebut juga “distosia”, di definisikan sebagai persalinan yang abnormal/ sulit (Saifudin, 2009).

Persalinan macet adalah gangguan kemajuan persalinan kala 1 yang diukur dalam batasan waktu 2 (dua) jam sejak pemeriksaan terakhir atau setelah dilakukan pempinan persalinan (kala 2) (Depkes, 2007).

2.2.2 Insidensi dan Etiologi

Insidensi partus lama bervariasi dari 1 hingga 7 persen. Metode diagnosis dan terapi yang modern telah menurunkan frekuensi komplikasi ini (Hakimi, 2010).
Sebab-sebab utama pada persalinan lama :
1. Disproporsi fetipelvik
2. Malpresentasi dan malposisi
3. Kerja uterus yang tidak efisien, termasuk cervik yang kaku.


Faktor tambahan lainnya :
1. Primigraviditas.
2. Ketuban pecah dini ketika cervik masih menutup, keras dan belum mendatar.
3. Analgesi dan anasthesi yang berlebihan dalam fase laten.
4. Wanita yang dependen, cemas dan ketakutan orang tua yang menemaninya ke rumah sakit merupakan calon persalinan lama. Tipe wanita lainnya adalah wanita yang maskulin, masochistik yang kelihatannya memiliki rasa nyeri yang dialaminya (Hakimi, 2010).

Faktor-faktor ini dapat berperan sendiri-sendiri atau secara bersama-sama. Kelainan nyata pada salah satu faktor, atau penyimpangan ringan pada beberapa faktor, dapat merintangi keberhasilan pengakhiran persalinan. Meskipun kelahiran normal tidak mungkin terlaksana dengan adanya disproporsi cephalopelvik yang absolut, namun ketidak-imbangan uterus yang kuat dan efektif. Pelvis mungkin cukup besar untuk mengakomodasi presentasi occipitoanterior namun terlalu kecil bagi presentasi occipitoanterior. Masalahnya hanyalah masalah keseimbangan (Hakimi, 2010).

Pecahnya ketuban dengan adanya cervik yang matang dan kontraksi yang kuat pernah memperpanjang persalinan. Akan tetapi bila kantong ketuban pecah pada saat cervik masih panjang, keras dan menutup, maka sebelum dimulainya proses persalinan sering terdapat periode yang lama (Hakimi, 2010).

Kerja uterus yang tidak efisien mencakup ketidakmampuan cervik untuk membuka secara lancer dan cepat dismping kontraksi Rahim yang tidak efektif (Hakimi, 2010).
Sebab-sebab persalinan lama dapat dibagi dalam 3 golongan sebagai berikut: (Saifudin, 2009)

1. Kelainan tenaga (kelainan his)
His yang tidak normal dalam dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan kerintangan pada jalan lahir yang lazin terdapat pada setiap persalinan, tidak dapat diatasi sehingga persalinan mengalami gangguan atau kemacetan.

2.  Kelainan karena janin
Persalinan dapat mengalami gangguan atau kemacetan karena kelainan dalam letak atau dalam bentuk janin.

3.  Kelainan jalan lahir 
Kelainan dalam ukuran atau bentuk jalan lahir bisa menghalangi kemajuan persalinan atau menyebabkan kemacetan.

2.2.3 Analisis Grafik Persalinan 

Friedman menguraikan suatu analisis grafik persalinan (Gambar 1) yang menghubungkan lamanya persalinan dengan kecepatan pembukaan cervix. Pada kertas grafik, dilatasi cervik dalam centimeter ditempatkan pada sumbu ordinat dan waktunya pada abscis. Dengan menghubungkan titik-titik persilangan terbentuk suatu kurva sigmoid. Kecepatan pembukaan cervix, sebagaimana diperlihatkan oleh lereng kurva, diuraikan dalam centimeter perjam (Hakimi, 2010).

Kala satu persalinan (sejak dimulainya persalinan hingga pembukaan lengkap) dibagi menjadi dua periode, yaitu fase laten dan fase aktif. Dengan meneliti rangkaian kasus dalam jumlah besar, friedman mendapatkan angka-angka untuk lamanya berbagai fase. Batas-batas normal sebelah atas menunjukan waktu terlama sejak proses persalinan dimulai dan berakhir secara normal. Akan tetapi pada kasus-kasus dengan persalinan lambat atau tanpa kemajuan (seperti terlihat oleh rendahnya kecepatan dilatasi cervix), penyelidikan harus dilakukan jauh sebelum batas waktu maksimum dicapai (Hakimi, 2010).

a. Periode laten
Fase ini dimulai bersama-sama dimulainya persalinan yang berlangsung sampai permulaan fase aktif dilatasi cervik, seperti terlihat oleh kenaikan kurva. Kontraksi uterus menjadi terarah dan cervik melunak dan menipis. Lereng kurva hampir mendatar, dilatasi cervix kira-kira hanya 0.35 cm perjam. Pada akhir fase laten, cervik membuka sekitar 3 cm, mengalami pendataran dengan baik dan melunak (Hakimi, 2010).
Pada primigravida, lama rata-rata fase laten adalah 8.6 jam, dengan batas normal sebelah atas pada 20 jam. Untuk multipara, angka-angkayna adalah 5.3 dan 14 jam. Terdapat variasi yang luas pada angka-angka ini, dan periode laten tidak berarti bahwa fase aktifnya akan abnormal (Hakimi, 2010). 

b. Periode aktif
Periode aktif berlangsung sejak akhir fase laten hingga pembukaan lengkap. Kurva berubah dari lereng fase laten yang hampir horizontal menjadi kemiringan yang hampir vertical. Dengan dicapainya kala dua, kurva tersebut mendatar kembali. Persalinan yang efektif dimulai sejak fase aktif, yaitu periode dilatasi cervix yang mantap dan cepat (Hakimi, 2010).

persalinan, definisi persalinan, persalinan adalah

Kelurusan kurva yang vertikal itu memungkinkan pengenalan-dini terhadap deviasi rata-rata. Pendataran kurva sebelum waktunya (yang menunjukan penurunan laju dilatasi cervix) menurut penyelidikan segera terhadap penyebabnya (Hakimi, 2010).

Pada primigravida dalam rangkaian kasus friedman, lama rata-rata fase aktif adalah 5.8 jam dan batas normal sebelah atasnya adalah 12 jam. Kecepatan dilatasi cervik berkisar dari 1.2 hingga 6.8 cm per jam. Kecepatan dibawah 1.2 cm per jam adalah kecepatan dibawah normal dan menunjukan adanya persalinan disfungsional (Hakimi, 2010).

Pada multipara, lama rata-rata fase aktif adalah 2.5 jam, dengan batas normal sebelah atas pada 6 jam. Kecepatan dilatasi cervix yang kurang dari 1.5 cm per jam merupakan keadaan abnormal (Hakimi, 2010).

Pada primigravida, lama maksimal kala satu persalinan normal (fase laten dan fase aktif digabungkan) adalah 28,5 jam (rata-rata 13.3), dengan kala dua maksimum pada 2.5 jam (rata-rata 57 menit). Pada multipara, angka-angka tersebut adalah 20 jam (rata-rata 7.5) untuk kala satu dan 50 menit (rata-rata 18 menit) untuk kala dua (Hakimi, 2010).

Share this article :

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Comment

Random Post

Powered by Blogger.
 
Support : Kebidanan | Bidan | Seputar Kebidanan
Copyright © 2013. Kebidanan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger